Perusahaan Asia Yang Berdiri Di Indonesia

Kesultanan Yogyakarta

Kesultanan Yogyakarta atau Keraton Yogyakarta adalah istana Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang masih aktif sampai saat ini.

Keraton Yogyakarta didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada 1755 silam, setelah Kerajaan Mataram Islam terpecah menjadi dua.

Adapun fungsi Kesultanan Yogyakarta adalah sebagai tempat tinggal para raja.

Selain itu, kompleks keraton ini juga dijadikan sebagai objek wisata bersejarah.

Keraton Yogyakarta berlokasi di Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta.

Saat ini, Keraton Yogyakarta ditinggali oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X, yang juga merupakan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Terhitung sejak 1989 hingga tahun 2023, Sri Sultan Hamengkubuwono X genap memimpin selama 34 tahun.

Baca juga: Daftar Sunan Keraton Surakarta

Keraton Surakarta didirikan pada 1744, yang merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Islam.

Keraton Surakarta dibangun oleh Susuhan Pakubuwono II sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur akibat Geger Pecinan pada 1743.

Sampai hari ini, Keraton Surakarta masih aktif berfungsi sebagai tempat tinggal para sunan dan rumah tangga kerajaan yang masih menjalankan tradisi kesunanan.

Selain itu, kawasan Cagar Budaya Keraton Kasunana Surakarta Hadiningrat juga terbuka untuk umum.

Namun, ada beberapa area yang tidak boleh dikunjungi. Contohnya kediaman Raja Pakubuwono.

Para pengunjung yang datang hanya diperbolehkan melihat museum yang ada di dalam keraton.

Baca juga: Keraton Kanoman Cirebon: Sejarah, Letak, dan Fungsinya

Kesultanan Kanoman merupakan pecahan dari Kesultanan Cirebon pada 1678.

Kesultanan Kanoman dibangun oleh Pangeran Muhamad Badrudin Kertawijaya atau Sultan Anom I pada 1678, yang masih berdiri sampai hari ini.

KOMPAS.com - Jauh sebelum menjadi negara republik, ada banyak kerajaan yang berjaya di Indonesia.

Mulai dari kerajaan bercorak Buddha, Hindu, hingga Islam, seperti Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, dan Kerajaan Majapahit.

Meskipun sudah banyak dari kerajaan tersebut yang runtuh, ternyata ada kerajaan lain yang diketahui masih berdiri kokoh sampai saat ini.

Baca juga: Faktor Kerajaan Sriwijaya Berpotensi dalam Bidang Perdagangan

Meskipun kerajaan yang berdiri saat ini tidak berdaulat seperti zaman dulu, fisiknya masih ada dan diketahui tetap dipimpin oleh seorang raja.

10 kerajaan Indonesia yang masih berdiri adalah:

Kesultanan Yogyakarta

Kesultanan Yogyakarta atau Keraton Yogyakarta adalah istana Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang masih aktif sampai saat ini.

Keraton Yogyakarta didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada 1755 silam, setelah Kerajaan Mataram Islam terpecah menjadi dua.

Adapun fungsi Kesultanan Yogyakarta adalah sebagai tempat tinggal para raja.

Selain itu, kompleks keraton ini juga dijadikan sebagai objek wisata bersejarah.

Keraton Yogyakarta berlokasi di Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta.

Saat ini, Keraton Yogyakarta ditinggali oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X, yang juga merupakan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Terhitung sejak 1989 hingga tahun 2023, Sri Sultan Hamengkubuwono X genap memimpin selama 34 tahun.

Baca juga: Daftar Sunan Keraton Surakarta

Keraton Surakarta didirikan pada 1744, yang merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Islam.

Keraton Surakarta dibangun oleh Susuhan Pakubuwono II sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur akibat Geger Pecinan pada 1743.

Sampai hari ini, Keraton Surakarta masih aktif berfungsi sebagai tempat tinggal para sunan dan rumah tangga kerajaan yang masih menjalankan tradisi kesunanan.

Selain itu, kawasan Cagar Budaya Keraton Kasunana Surakarta Hadiningrat juga terbuka untuk umum.

Namun, ada beberapa area yang tidak boleh dikunjungi. Contohnya kediaman Raja Pakubuwono.

Para pengunjung yang datang hanya diperbolehkan melihat museum yang ada di dalam keraton.

Baca juga: Keraton Kanoman Cirebon: Sejarah, Letak, dan Fungsinya

Kesultanan Kanoman merupakan pecahan dari Kesultanan Cirebon pada 1678.

Kesultanan Kanoman dibangun oleh Pangeran Muhamad Badrudin Kertawijaya atau Sultan Anom I pada 1678, yang masih berdiri sampai hari ini.

Adapun fungsi Kesultanan Kanoman adalah sebagai tempat tinggal sultan.

Lalu, di dalam kompleks keraton juga terdapat beberapa bangunan dengan fungsi yang berbeda-beda.

Sultan menempati bangunan yang bernama Gedung Pedaleman Sultan.

Sementara itu, putra sultan tinggal di bangunan yang bernama Bangsal Kaputran.

Kesultanan Ternate dikenal juga dengan nama Kerajaan Gapi, salah satu kerajaan Islam di Kepulauan Maluku.

Kesultanan Ternate didirikan oleh Baab Mashur pada 1257 silam.

Pada masa kejayaannya, Kesultanan Ternate berperan penting di kawasan timur Nusantara anatara abad ke-13 hingga abad ke-19.

Sampai hari ini, Kesultanan Ternate masih aktif dan dipimpin oleh Hidayatullah Sjah, terhitung sejak tahun 2021 silam sebagai Sultan Ternate ke-49.

Baca juga: Peninggalan Sejarah dari Kerajaan Ternate dan Kerajaan Mataram

Kesultanan Ternate

Kesultanan Ternate merupakan salah satu kerajaan tertua yang ada di Indonesia. Dalam sejarahnya, kesultanan ini merupakan gabungan dari empat kampung, yang mana setiap kampung dipimpin oleh Momole atau ketua marga.

Hal ini dikarenakan oleh keresahan masyarakat setempat akibat ulah perompak laut sehingga para Momole memutuskan untuk menggabungkan keempat kampung itu menjadi satu pemerintahan yang diberinama Kesultanan Ternate.

Kerajaan ini diberi nama Kesultanan karena pada akhirnya raja dan pimpinan di sana menganut agama Islam. Pada saat itu, Islam menyebar ke daerah tersebut melalui jalur perdagangan. Kerajaan ini masih eksis hingga sekarang dan saat ini dipimpin oleh seorang sultan yang bernama Sultan Mudaffar Sjah.

Kesultanan Deli merupakan sebuah kerajaan bercorak Islam yang terletak di Sumatra Utara. Berdirinya kesultanan ini tidak lepas dari peranan Kesultanan Aceh Darussalam, khususnya pada kepemimpinan Sultan Iskandar Muda.

Dalam sejarahnya, Kesultanan Deli merupakan hadiah dari Sultan Iskandar Muda kepada Tuanku Sri Paduka Gocah Pahlawan atas keberhasilannya menaklukan wilayah yang ada di Sumatra Utara, termasuk Bandar Deli.

Pada tahun 1946, terdapat peristiwa menyedihkan yang mana para bangsawan dibunuh oleh masyarakat Deli karena dianggap bersekutu dengan Belanda. Untungnya, keluarga Kesultanan Deli selamat karena penjagaan dari tentara Sekutu yang ada di Medan. Hingga sekarang, kesultanan ini masih eksis.

Nah, itu dia enam kerajaan di Indonesia yang masih berdiri hingga sekarang. Beberapa di antara kerajaan tersebut mendapatkan hak atau otoritas khusus atas konstribusinya terhadap kesatuan negara Indonesia.

Baca Juga: 14 Menu Makanan dan Minuman Kesukaan Raja Kraton Yogya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

BI telah resmi menyetujui penggunaan Bankas Direct API sebagai solusi pay-by-bank terintegrasi dengan visibilitas informasi saldo rekening. Saat ini, Brankas Direct menjadi salah satu solusi pembayaran melalui rekening bank yang menawarkan proses penyelesaian real-time, yang memungkinkan dana dipindahkan secara instan tanpa risiko fraud atau kehilangan yang biasa terjadi di metode escrow tradisional. Hal ini juga memungkinkan pelanggan melakukan pembayaran digital dengan mudah tanpa perlu memiliki atau membawa kartu kredit/debit secara fisik.

Sistem lisensi PJP Bank Indonesia mengawasi penyedia jasa pembayaran berdasarkan kegiatan yang mereka lakukan. Lisensi PJP Kategori 2 secara khusus memberikan izin kepada Brankas untuk beroperasi dalam dua area, yakni AInS dan PIAS. Berikut penjelasannya:

Layanan Penyediaan Informasi Sumber Dana (AInS)

Fintech, ritel, hingga perusahaan online dapat menggunakan Brankas Direct API untuk mengakses informasi rekening bank yang terhubung dari pelanggan mereka secara aman. Penambahan kemampuan read-only ini memungkinkan verifikasi transaksi real-time untuk pengembalian atau pembayaran. Ini memberikan jaminan ekstra kepada pelanggan untuk pengembalian dana dan pembayaran yang berhasil diproses, sembari mengurangi risiko fraud dari transaksi yang tidak sah. Bisnis dengan model pembayaran berlangganan (recurring payment) juga dapat memberitahu ke pelanggan sejak dini mengenai kondisi saldo rekening yang tidak mencukupi, sehingga mengurangi potensi gangguan layanan atau biaya tambahan dari pembayaran yang gagal dilakukan.

Layanan Inisiasi dan/atau Penerimaan Pembayaran (PIAS)

Brankas sekarang diizinkan untuk menyelenggarakan layanan penerusan transaksi pembayaran pelanggan dan penerimaan pembayaran untuk bisnis. Pembayaran yang diakomodasi bisa berupa premi asuransi, pembayaran pinjaman, transaksi e-commerce, pengisian ulang e-wallet, langganan online, hingga payment gateway virtual accounts.

"Kami sangat mengapresiasi kepercayaan yang telah diberikan Bank Indonesia kepada Brankas untuk menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang memiliki lisensi AInS. Memecahkan masalah pelanggan adalah prioritas utama kami, dan kami sangat senang bahwa API pembayaran kami membantu mempercepat rekonsiliasi, mengurangi kegagalan pembayaran, dan memungkinkan pengalaman embedded finance," ujar Co-Founder & CEO Brankas, Todd Schweitzer.

Brankas adalah salah satu pionir penyedia teknologi Open Finance. Kami menyediakan solusi berbasis API, data finansial dan pembayaran bagi penyedia layanan keuangan (seperti bank, pemberi pinjaman dan e-wallet) serta bisnis online. Brankas juga bermitra dengan bank untuk pengembangan infrastruktur open finance, pengembangan API, pembayaran instan, verifikasi identitas, pembukaan rekening bank, dan lainnya. Dengan sistem keamanan yang terjamin, pelaku bisnis, perusahaan fintech dan bank digital dapat menciptakan pengalaman digital yang nyaman dan aman bagi para penggunanya.

Media ContactYiyang Teo[email protected]

adjar.id - Pada zaman dahulu ada banyak kerajaan yang berdiri di Indonesia.

Kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha dan Islam pernah berdiri di berbagai wilayah di Indonesia.

Bahkan kerajaan-kerajaan ini ada beberapa yang menjalin hubungan dengan kerajaan di luar negeri pada masa itu, Adjarian.

O iya, kerajaan-kerajaan ini sudah berdiri sejak sebelum masa penjajahan.

Menariknya, ada beberapa kerajaan yang masih berdiri sampai saat ini.

Walaupun tidak berdaulat seperti zaman dahulu, kerajaan ini masih ada secara fisik dan memiliki raja.

"Indonesia memiliki banyak kerajaan di zaman dahulu dan ada beberapa yang masih berdiri sampai saat ini."

PT Medco Energi International Tbk - MEDC

PT. Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak. Selain itu, juga termasuk gas bumi dan kegiatan energi lainnya, pengeboran darat dan lepas pantai adalah di antaranya.

Begitu juga dengan investasi (langsung dan tidak langsung) pada anak perusahaan, dilakukan perusahaan ini. MEDC, mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 13 Desember 1980.

Emiten ini memiliki nilai aset Rp 81,1 T dan harga saham ditutup pada Rp 570 / lembar per 25 Juli 2022.

Kesultanan Yogyakarta

Dulu, terdapat Kesultanan Mataram Islam yang merupakan salah satu kerajaan terbesar yang ada di Pulau Jawa. Akibat intervensi Kumpeni Belanda, terdapat perselisihan lokal yang mengakibatkan terjadinya Perjanjian Giyanti yang ditandatangani pada 13 Februari 1755.

Hasil perjanjian tersebut membuat Kesultanan Mataram Islam dibagi menjadi dua, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta. Pada Oktober 1755, Sultan Hamengku Buwono I memulai pembangunan Keraton Yogyakarta yang merupakan pusat pemerintahan kerajaan tersebut.

Setelah proklamasi Republik Indonesia, Sri Sultan Hamengku Buwono IX mengeluarkan amanat pada 5 September 1945 yang menyatakan wilayahnya yang bersifat kerajaan adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PT Bank Ina Perdana - BINA

PT Bank Ina Perdana Tbk atau BINA bergerak di bidang usaha perbankan atau bank umum sehingga melaksanakan aktivitas penghimpunan dana dan penyalurannya. Perseroan memiliki 1 kantor pusat, 11 kantor cabang, 9 kantor cabang pembantu dan 5 kantor kampus.

BINA resmi tercatat di papan bursa pada 2014 dengan harga IPO Rp 240 per lembar. Per 25 Juli 2022, harga saham BINA berada pada angka Rp 3.780 per lembar atau naik 1.475% sejak IPO.

Istana Sekala Brak Lampung

Di Lampung, terdapat kerajaan yang bernama Istana Sekala Brak Lampung.

Istana ini juga disebut sebagai Lamban Gadung.

Lamban Gadung berbentuk panggung sehingga setiap pengunjung yang datang harus menaiki tanggap saat masuk.

Istana ini terdiri dari dua lantai, yang mencakup ruang keluarga, kamar, ruang belakang, dapur, dan ruang untuk mencuci perabotan.

Kemudian pada bagian loteng biasanya dipakai untuk menyimpang barang-barang keperluan adat.

Baca juga: Peradaban China Kuno pada Masa Dinasti Shang

Istana Alwatzikhoebillah Sambas

Salah satu kerajaan yang ada di Kalimantan Barat adalah Istana Alwatzikhoebillah Sambas.

Istana ini terletak di pinggir pertemuan antara Sungai Subah, Sungai Sambas Kecil, dan Sungai Teberau.

Apabila ingin masuk ke dalam istana ini, maka harus lebih dulu melewati sebuah gerbang yang berbentuk segi delapan.

Istana Alwatzikhoebillah Sambas sendiri terdiri atas tiga bangunan berjajar.

Bangunan yang terletak di tengah adalah bangunan utamanya, tempat Sultan Sambas beraktivitas.

Sementara itu, bangunan di sebelah kiri berfungsi untuk menjamu tamu dan bangunan di sisi kanan dipakai untuk menyiapkan kebutuhan sultan dan keluarga.

Selanjutnya adalah Keraton Sumenep yang terletak di Kota Sumenep, Jawa Timur.

Keraton Sumenep didirikan oleh Lauw Piango yang berkebangsaan Tiongkok.

Konsep dari bangunan keraton ini terbilang cukup unik, karena menggunakan perpaduan gaya Jawa, Arab, Tiongkok, dan Eropa.

Saat ini, Keraton Sumenep berfungsi sebagai museum.

Sedangkan pada bagian pendopo dijadikan tempat kegiatan acara pemerintahan dan pagelaran seni dan budaya.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Tidore

Terakhir ada Kedaton Tidore, yang terletak di Kota Tidore, Maluku Utara.

Kedaton Tidore ini didirikan pada masa pemerintahan Sultan Tidore ke-28 pada 1810.

Dalam sejarah, pada 1912, sempat terjadi konflik internal kerajaan yang mengakibatkan Kedaton Tidore mengalami kerusakan masif.

Kendati begitu, saat ini, Kedaton Tidore sudah dibangun kembali sesuai seperti kondisi sebelum rusak.

Sorry, your currency is not supported in Fish Hunter.

PT Salim Ivomas Pratama Tbk - SIMP

Perusahaan dari Salim Group berikutnya adalah PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) yang merupakan kelompok usaha yang mengelola agribisnis yang terintegrasi dan terdiversifikasi secara vertikal di Indonesia.

SIMP mengelola kegiatan usaha melalui dua divisi bisnis, yaitu Divisi Perkebunan dan Divisi Minyak & Lemak Nabati.

Kegiatan utama SIMP, meliputi seluruh mata rantai pasokan dari penelitian dan pengembangan, hingga pemuliaan benih bibit. Begitu juga dengan pembudidayaan dan pengolahan kelapa sawit, hingga produksi, pemasaran produk minyak goreng, margarin dan shortening.

Per 25 Juli 2022, emiten ini memiliki nilai kapitalisasi pasar Rp 7,4 T dan harga saham ditutup Rp 468 / lembar.

Kerajaan di Indonesia yang Masih Berdiri

Berikut ini beberapa kerajaan di Indonesia yang masih berdiri sampai sekarang, yaitu:

1. Kesultanan Yogyakarta

Dahulu, terdapat Kesultanan atau Kerajaan Mataram Islam yang merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar di Pulau Jawa.

Adanya intervensi dari Belanda membuat terjadinya perselisihan di dalam kerajaan yang memecah kerajaan dengan adanya Perjanjian Giyanti di tahun 1755.

Baca Juga: 5 Kerajaan Islam Tertua di Indonesia, Salah Satunya Samudera Pasai

Kesultanan Mataram Islam kemudian terpecah menjadi dua, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta.

Pada tahun 1755, Raja Kesultanan Yogyakarta, yaitu Sultan Hamengkubowono I mulai membangun Keraton Yogyakarta.

Keraton Yogyakarta inilah yang menjadi pusat pemerintahan dari Kesultanan Yogyakarta.

O iya, pada 5 September 1945, Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan bahwa wilayah Yogyakarta bersifat kerajaan yang menjadi bagian dari negara Indonesia.

2. Kesultanan Surakarta

Perjanjian Giyanti membuat terbentuknya Kesultanan Surakarta di tahun 1755.

Kesultanan Surakarta memiliki kerajaan yang ada di Kota Solo yang kemudian dikenal sebagai Keraton Surakarta.

Nah, di Keraton Surakarta ini terdapat satu bangunan yang bertingkat yang disebut sebagai Menara Sangga Buana.

Dahulu, menara tersebut menjadi tempat bertemunya Sang Raja dengan Ratu Laut Selatan.

Menara Sangga Buana didirikan oleh Sri Susuhan Pakubuwono III di tahun 1782 dengan tujuan untuk memata-matai pasukan Belanda.

Saat ini, Kesultanan Surakarta masih ada dengan adanya kultur budaya berupa Sekaten dan Malam Suro.

Baca Juga: 5 Peninggalan Kesultanan Cirebon, Salah Satunya Keraton Kasepuhan

3. Kesultanan Kanoman

Kesultanan Kanoman adalah kesultanan hasil pecahan dari Kesultanan Cirebon di tahun 1678.

Kesultanan Kanoman ini mempunyai keraton yang luasnya hampir lima kali luas lapangan sepak bola, lo.

Beberapa budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat dari Kesultanan Kanoman, di antaranya Grebeg Syawal dan ziarah ke makan Sunan Gunung Jati.

4. Kesultanan Ternate

Kesultanan Ternate termasuk salah satu kerajaan tertua yang ada di Indonesia.

Kesultanan ini dalam sejarahnya merupakan gabungan dari empat kampung yang setiap kampungnya dipimpin oleh ketua marga atau Momole.

Adanya rasa kesusahan dari masyarakat karena para perompak laut membuat Momole menggabungkan empat kampung menjadi Kesultanan Ternate.

Kerajaan ini bernama kesultanan karena raja yang memimpin pada saat itu menganut agama Islam.

Kerajaan ini masih aktif sampai saat ini yang sekarang dipimpin oleh Sultan Mudaffat Syah.

5. Kesultanan Cirebon

Baca Juga: 5 Bentuk Peninggalan Kerajaan Ternate

Kesultanan Cirebon merupakan salah satu kerajaan Islam yang ada di Jawa Barat.

Kesultanan Cirebon berada di pantai utara yang merupakan perbatasan dari Jawa Barat dan Jawa Tengah masih ada sampai saat ini.

Kesultanan Cirebon ini juga menjadi jembatan antara budaya Jawa dengan budaya Sunda.

Pada zaman dahulu, Kerajaan Cirebon mempunyai hubungan diplomasi yang kuat dengan kerajaan Islam, yaitu Kerajaan Demak.

"Kerajaan di Indonesia yang masih berdiri sampai sekarang di antaranya Kesultanan Yogyakarta, Kesultanan Surakarta, Kesultanan Kanoman, Kesultanan Ternate, dan Kesultanan Cirebon."

Nah, itu tadi beberapa kerajaan di Indonesia yang masih berdiri sampai sekarang, Adjarian.

Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi 2017 karya Restu Gunawan, dkk.

KOMPAS.com - Jauh sebelum menjadi negara republik, ada banyak kerajaan yang berjaya di Indonesia.

Mulai dari kerajaan bercorak Buddha, Hindu, hingga Islam, seperti Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, dan Kerajaan Majapahit.

Meskipun sudah banyak dari kerajaan tersebut yang runtuh, ternyata ada kerajaan lain yang diketahui masih berdiri kokoh sampai saat ini.

Baca juga: Faktor Kerajaan Sriwijaya Berpotensi dalam Bidang Perdagangan

Meskipun kerajaan yang berdiri saat ini tidak berdaulat seperti zaman dulu, fisiknya masih ada dan diketahui tetap dipimpin oleh seorang raja.

10 kerajaan Indonesia yang masih berdiri adalah: